Gubenur DKI Pilihan Jakarta Di Mata Blogger

“Jika seseorang individu atau tokoh itu mempunyai kredibiliti dan kekuatan maknawi yang tersendiri, ide dan falsafah hidupnya tetap boleh menerangi persekitarannya meskipun dia tidak menjawat apa-apa jabatan.”
― Raja Ahmad Aminullah
Jakarta adalah ibu kota negara Indonesia yang memang sudah menjadi sejak saya lahir. Kebetulan saya tinggal di desa yang buka bagian dari Jakarta, namun beberapa kali saya ke Jakarta untuk bertandang ke saudara dan hasilnya terus terang tidak bisa dibilang kita berlibur ataupun bertamasya, mesti tujuan saat berangkat begitu. karena apa??
  1. Macet
  2. Panas
  3. Over Croweded
  4. Banjir (baca berita tempo Di sini )
  5. Seorang Warga Kampung Pulo Kampung Melayu Jakarta membersihkan rumah dari Banjir (Gambar di ambil dari situs tempo)
  6. Minimnya perasaan aman karena banyaknya kriminalitas
Banyaknya penduduk Jakarta yang memang sebenarnya sebagian adalah pendatang, mampu memberikan kontribusi banyak kepada Jakarta sekarang ini, dalam bentuk kontribusi membangun maupun sebaliknya. Orang-orang desa berbondong-bondong ke kota untuk mencari uang dan mewujudkan mimpi yang jujur, sebenarnya pada kenyataannya itu sangatlah jauh dari angan-angan mereka saat mereka menjalani kehidupan di sana (minimnya pendidikan dan modal nekat mencari penghidupan yang lebih baik). Pada akhirnya mereka yang terlanjur hidup ke Jakarta akan tinggal di kolong-kolong jembatan (seperti salah satu artikel Tempo Berikut ini Nafas Kehidupan di Kolong Jembatan), pinggiran sungai Ciliwung bahkan yang saya lihat di Televisi malah ada yang tinggal di kuburan.

Beberapa waktu ini sedang marak-maraknya PILGUB Pilihan Gubenur yang membawa janji-janji manis yang tujuannya adalah membawa perubahan bagi Jakarta. Mesti banyaknya pemberitaan yang membuat para masyarakat Jakarta bingung dan mengalamin krisis kepercayaan terhadap politik Indonesia, tetaplah sebagai warna negara yang baik kita wajib memilih dan menentukan.

Gubenur yang diinginkan oleh Jakarta tentu saja yang memberikan kontribusi positifnya selama periode menjabatnya, bahkan kontribusinya bisa tetap dimanfaatkan dari masa ke masa. Tentu saja permasalahan macet dan juga kemanan menjadi prioritas utama. Macet menjadikan banyak waktu terbuang di jalanan sedangkan kewajiban menanti, baik itu saat berangkat kerja, sekolah, ngampus dll maupun saat pulang dari aktivitas tersebut. Permasalahan macet ini memang telah menjadi polemik di masyarakat Jakarta, kapan ya,,akan berakhir??? Inilah yang menjadi impian warga Jakarta dan sebuah pekerjaan rumah calon Gubenur. Selain macet banjir juga menjadi masalah tersendiri bagi warga pinggiran kota Jakarta. Padahal kan Jakarta adalah Ibu Kota Indonesia yang mana semestinya menjadi contoh untuk kota-kota lainnya, seperti penyusunan tata kota, tingkat kemanan, kesejahteraan ekonomi, social budaya dan juga mobilitasnya. Bagaimana mobilitas bisa tinggi dan kinerja bagus jika kita datang ke kantor, sekolah, kampus dll terlambat gara-gara macet.


Jakarta memang merupakan ibu kota Indonesia yang senantiasa menjadi pusat bertumbuhnya Social, Teknologi dan informasi yang menjadi acuan dalam pengembangan di daerah-daerah lainnya di Indonesia. Informasi sekarang bukan hanya dari media yang pasif yang mana kita hanya mampu membaca ataupun diketahui oleh satu pihak saja, namun juga bersifat aktif, ini semua berkat majunya media social yang sekarang bertumbuh dan terus berkembang. Yang saya tahu bahkan para calon Gubenur bisa lebih dekat dengan memanfaatkan jejaring social untuk membangun citranya, bukankah ini merupakan sebuah kampanye yang terbilang sangat modern.

Pemanfaatan twitter dan facebook yang dulu hanya digunakan sebagai ajang gaul anak muda untuk aktif, sekarang lebih universal dan mendidik karena jejaring social adalah salah satu pertukaran informasi dua arah tanpa batasan atau GAP. Remaja yang jaman saya masih SMU tidak tersedianya Facebook, twitter dan media social lainnya membuat kami para remaja menjadi merem politik. Demokrasi politik hanya untuk para kalangan tertentu semata, namun saat ini lain, saat ini demokrasi sangatlah terbuka dan juga dihargai, politik bukan untuk makanan bapak-bapak saja, bahkan ibu-ibu rumah tangga juga bisa mengetahui perkembangan politik melalui media social twitter, Facebook dan juga situs portal tempo ataupun politicawave.com.

PoliticaWave merupakan sebuah media digital yang memberikan informasi seputar politik denga akurat dan terpercaya dengan memanfaatkan interaksi media sosial. Dengan adanya PoticaWave diharapkan para pemegang lembaga legislatif, eksekutif, yudikatif dan juga masyarakat awam bisa dengan mudah memantau dan mendapatkan informasi baik secara sistematik dan akurat.

Jakarta akan memilih Gubenurnya kembali di putaran 2 ini, banyak misi yang dibawa oleh mereka. Bagi kami misi terpenting untuk Jakarta adalah membuat Jakarta menjadi kota yang bebas macet, berhenti bertambahnya pusat pertokoan besar semisal Mall, Berkurangan kejahatan ataupun tidak kriminalitas sehingga terciptalah ibu kota Jakarta yang aman dan tentram.

Memang terkesan tabu, namun sedikit banyak media social membantu kita terbebas dari politik yang tertutup seperti dengan adanya twitter @politicawave yang bisa kita baca dari handphone maupun sabak eletronik kita tentang informasi-informasi terkini seputar politik di Indonesia.

Pilihan Gubenur baru-baru ini dilaksanakan, diputaran satu menyisakan 2 kandidat yang akan  melaju ke putaran ke-2 yaitu pasangan Foke-Nara dan Jokowi-Ahok. Masing-masing membawa misi masing-masing untuk kemajuan infrastruktur Jakarta dan kemajuan Jakarta. Sama-sama membawa misi yang mulia, tinggal kita warga Jakarta bijak dalam memilih mana yang lebih akan men-realkan misi mereka dikemudian hari untuk Jakarta sebagai ibu Kota Indonesia.

1 komentar:

  1. saya akan membuat Komunitas Blogger Jakarta mohon dibantu yang lain ajakin gabung https://www.facebook.com/groups/547624275294450/

    BalasHapus